PERANAN IOT DALAM BIDANG PERTANIAN
Ada berbagai macam pengaplikasani IoT di sektor pertanian. Beberapa diantaranya seperti mengumpulkan data soal suhu, curah hujan, kelembaban, kecepatan angin, serangan hama, dan muatan tanah. Data-data tersebut bisa dipakai buat mengotomatisasi teknik pertanian. Kemudian, bisa juga dipakai untuk mengambil keputusan (decision making) berdasarkan informasi yang ada demi meningkatkan kualitas dan kuantitas, meminimalkan risiko dan limbah, serta mengurangi upaya yang diperlukan dalam mengelola tanaman. Sebagai contoh, petani sekarang sudah bisa memantau suhu dan kelembaban tanah dari jauh, dan bahkan menerapkan data yang diperoleh IoT untuk program pemupukan yang lebih presisi.
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Sektor pertanian di Indonesia merupakan tulang punggung dari perekonomian dan pembangunan nasional, hal tersebut dapat dilihat dalam pembentukan PDB, penerimaan devisa, penyerapan tenaga kerja, penyediaan pangan, dan penyediaan bahan baku industri.
Sektor pertanian juga berperan dalam memeratakan pembangunan melalui upaya pengentasan kemiskinan dan perbaikan pendapatan masyarakat. Selain itu, sektor pertanian juga telah menjadi salah satu pembentuk budaya bangsa dan penyeimbang ekosistem.
Dengan seiringnya zaman, Perkembangan teknologi pertanian kian didorong untuk terus meningkatkan efisiensi dan mengurangi kerugian. Perkembangan teknologipun semakin pesat hingga tahun 1900an ketika petani sudah mulai menggunakan satelit dalam mengawasi lahan pertanian.
Kekuatan IoT ini cocok sekali di implementasikan pada bidang pertanian karena karakteristik bidang pertanian, yang sangat berpotensi untuk disentuh oleh IoT.
Berikut adalah karakteristik bidang pertanian, yang berpotensi sekali disentuh oleh IoT:
· Optimasi produk
Optimasi
produk pertanian dipengaruhi situasi-situasi tertentu seperti perkiraan
cuaca, keadaan tanah, dan kebutuhan pasar terhadap tanaman tertentu.
Untuk menghasilkan keputusan yang tepat petani membutuhkan data real-time tentang kondisi cuaca saat itu. Teknologi wireless, Sistem GPS dan cloud bisa membantu petani untuk hal ini.
· Penanggulangan hama
Pengawasan jumlah hama menggunakan sensor network
bisa menjadi solusi. Apabila sensor mendeteksi jumlah hama pengganggu
terlalu tinggi, informasi ini bisa disampaikan pada sistem otomatis
pengontrol hama untuk diambil tindakan. Ini bisa menggantikan penggunaan
pestisida di beberap kasus
· Penggunaan sumber daya secara efektif
Sumber
daya utama pada pertanian adalah air dan unsur hara tanah. Komponen ini
harus digunakan secara efisien. Kekurangan air dan unsur hara tanah
adalah musuh utama yang bisa menyebabkan gagal panen. Sehingga
penggunaannya harus dikelola dan dikontrol secara rinci dan tepat.
Menggunakan kekuatan IoT, petani bisa mengukur, dan mendeteksi dari dini
kekurangan komponen-kompenen utama dalam pertanian ini. Lalu secara
efisien, bisa mengelola penggunaan energi yang digunakan. Semuanya
secara real-time.
· Optimasi operasi produksi
Operasi
produksi pertanian meliputi pemupukan, penyemprotan hama dan panen.
Semua kegiatan ini menggunakan mesin- mesin atau peralatan khusus.
Dengan menggunakan IoT, petani bisa mengetahui secara real-time posisi
peralatan mereka. Dengan adanya data tersebut mereka melakukan analisa
dan menentukan dengan tepat di mana daerah operasi produksi dengan
efisien. Ini akan berdampak pada hasil pertanian mereka.
Lance pernah mengatakan, dengan ketersedian sensor , remote imaging yang
murah maka pertanian dengan skala besar yang menggunakan mesin alat
berat tidak dibutuhkan lagi. Produktifitas yang tinggi bisa dicapai
dengan cara mendapatkan informasi cuaca, keadaan tanah, dan kebutuhan
pasar terhadap tanaman tertentu. Begitu juga dengan pengurangan waste bisa diperoleh dengan cara ini. Semua informasi ini diterima melalui handphone.
Teknologi IOT mengunakan aplikasi yang memproses informasi dan infrastruktur. Aplikasi Internet Of Things (IOT) meliputi fasilitas psoes data pertumbuhan tanaman, manajemen digital dari produksi, pembagian data, user Interface dan service intelligent network serta decision-making.
Berdasarkan perkataan Lance ini, untuk pertanian di Indonesia akan menjadi menarik sekali. Mengingat lahan pertanian bukan menjadi faktor penentu lagi untuk meninggkatkan pertanian di masa depan. Mesin – mesin mahal juga tidak akan jadi faktor untuk gain yang tinggi.
Petani – petani kelas kecil – menengah akan terbantu dengan penyediaan data – data yang dibutuhkan. Seperti keadaan tanah dan kebutuhan pasar yang dikatakan oleh Lance.
Infrastruktur IoT seperti cloud computing, aplikasi, data center bisa disediakan oleh pemerintah. Ini bisa menjadi bagian dari program smart governance atau smart cities dalam rangka penyediaan kebutuhan publik.
Pihak – pihak dari sektor pertanian dari sekarang sebaiknya aware dengan potensi IoT ini agar pertanian di Indonesia bisa bersaing dan produksi bisa memenuhi kebutuhan nasional.
sumber :
0 komentar