Rabu, 05 Desember 2018

BIG DATA

BIG DATA

La importancia del Big Data en la CIberseguridad imagen 

1.     Pengertian Big Data
          Berikut merupakan pengertian big data diruju dari pendapat para ahli,
  • Menurut (Eaton, Dirk, Tom, George, & Paul) Big Data merupakan istilah yang berlaku untuk informasi yang tidak dapat diproses atau dianalisis menggunakan alat tradisional.
  • Menurut (Dumbill, 2012) , Big Data adalah data yang melebihi proses kapasitas dari kovensi sistem database yang ada. Data terlalu besar dan terlalu cepat atau tidak sesuai dengan struktur arsitektur database yang ada. Untuk mendapatkan nilai dari data, maka harus memilih jalan altenatif untuk memprosesnya.
          Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Big Data adalah data yang memiliki volume besar sehingga tidak dapat diproses menggunakan alat tradisional biasa dan harus menggunakan cara dan alat baru untuk mendapatkan nilai dari data ini. 
   2.     Sejarah Big Data
          Sebelum mempelajari suatu hal tentu diperlukan untuk memahami asal muasal atau sejarah dari hal yang ingin dipelajari tersebut, ada pun tentang topic kali ini penulis akan memperkenalkan sejarah big data. Berikut urutannya;
  • 1944    – Fremont Rider, Pustakawan universitas Wesleyan. Dia memperkirakan bahwa Perpustakana yang ada di amerika serikat ukurannya meningkat dua kali lipat setiap 16 tahun
  • 1961    – Derek Price. Dia mendiagramkan pertumbuhan pengetahuan ilmiah dengan cara melihat jumlah pertumbuhan jurnal ilmiah dan makalah
  • 1967    – B.A. Marron dan P.A.D. De Maine menerbitkan “Automatic data compression” dalam Komunikasi dari ACM, yang menyatakan bahwa “ledakan informasi” tercatat dalam beberapa tahun terakhir membuatnya penting bahwa persyaratan penyimpanan untuk semua informasi harus dijaga agar tetap minimum.
  • 1971    – Arthur Miller Menulis dalam “The Assault on Privacy” menyatakan, “Terlalu banyak informasi. pengurus tampaknya mengukur seorang pria seimbang dengan jumlah bit kapasitas penyimpanan berkas itu akan mengisi.”
  • 1975    – Departemen Pos dan Telekomunikasi di Jepang mulai melakukan Arus Informasi Sensus, pelacakan volume informasi yang beredar di Jepang (ide pertama kali diusulkan dalam makalah 1969)
  • 1980    – I.A. Tjomsland memberikan ceramah berjudul “Where do we go from here?”  Di IEEE Keempat Symposium on Mass Storage Systems, dia mengatakan “Mereka yang terkait dengan perangkat penyimpanan lama menyadari bahwa Hukum parkinson Pertama dapat diparafrasekan untuk menggambarkan Industry kami ‘Data mengembang untuk mengisi ruang yang tersedia’.
  • 1981    – Kantor Pusat statistic hungaria memulai proyek penelitian untuk menjelaskan informasi indsutri negara, termasuk mengukur Volume informasi dalam bit.
  • 1983    – Ithiel de Sola Pool menerbitkan “Pelacakan Arus Informasi” di Science. Melihat tren pertumbuhan di 17 Media komunikasi utama 1960-1977, ia menyimpulkan bahwa “kata-kata yang tersedia untuk Amerika (di atas usia 10) melalui media ini tumbuh pada tingkat 8,9 persen per tahun, kata-kata benar-benar hadir untuk dari media tersebut tumbuh hanya 2,9 persen per tahun, Pada periode pengamatan, sebagian besar pertumbuhan arus informasi adalah karena pertumbuhan penyiaran, Tapi menjelang akhir periode [1977] situasi berubah:  media point-to-point yang tumbuh lebih cepat dari penyiaran.”
   3.     Big Data for Development
          Big Data untuk sumber Pengembangan umumnya memiliki beberapa / semua fitur ini:
  1. Digitally generated
Data ini dihasilkan secara digital (sebagai lawan yang didigitalkan manual), dan dapat disimpan dengan menggunakan rangkaian satu dan nol, dan dengan demikian dapat dimanipulasi oleh komputer.
  1. Passively produced
Data ini merupakan data yang dihasilkan atau produk dari kehidupan kita sehari-hari atau interaksi dengan jasa digital.
  1. Automatically collected
Data-data yang terbentuk dari data-data operasional dan transaksi yang dikumpulkan dan telah diproses (ETL) dan si simpan kedalam data mart
  1. Geographically or temporally trackable
Data –data yang menunjukan lokasi atau posisi, misalnya data lokasi ponsel atau durasi waktu panggilan
  1. Continuously analysed
Informasi yang relevan dengan kesejahteraan manusia dan pembangunan dan dapat dianalisis secara real-time
   4.     Pengunaan Big Data dalam Perusahaan
  • IT logs Analytics
          Penyimpanan Log jangka panjang, digunakan untuk analisa proses sistem yang sedang berjalan untuk mencegah dan menaggulangi kegagalan dalam sistem, mengunakan hasil analisa log untuk menemukan dan mentukan secara pasti kegagalan apa yang terjadi didalam sistem, menyiapkan langkah-langkah pasti yang dapat digunakan sebagai solusi masalah sistem.
  • Fraud Detection Pattern
          Banyak digunakan dalam Bidang keuangan atau dimana saja transaksi finasial terlibat, Memaksimalkan pengunaan data-data yang ada untuk memberikan kemampuan unutk mendeteksi fraud ketika transaksi sedang berlangsung.
  • The Social Media Pattern
          Pengunaan Big data untuk analisa media social dan sentiment pelangan, memberikan kemampuan bagi perusahan untuk mengetahui keinginan customer secara luas, mendapatkan feedback secara langsung, dan mengenali langsung dampak sentimen terhadap penjualan, serta efektivitas dan penerimaan pelangan terhadap pemasaran yang dilakukan.
  • The Call centere Mantra
          Penyimpanan hasil perbincangan atau laporan customer dalam bentuk text yang kemudian digunakan sebagai data untuk analisa masalah yang dihadapai customer, memberikan kemampuan bagi perusahaan untuk memberikan tanggapan yang cepat maupun secara langsung terhadap masalah yang dihadapi customer, serta kemampuan unutk mendeteksi penurunan loyalitas customer dikarenakan masalah dan ketidakpuasaan.
  • Risk: Patterns for Modeling and Management
          Memberikan kempuaan pengunaan data secara penuh dan analisis dalam pemodelan resiko dan menejemen resiko untuk memberikan pengetahuan akan resiko dan penanggulangannya secara tepat dan langsung.
  • Big Data and The Energy Sector
          Memberikan kemampuan penyimpanan dan pemrosesan data secara langsung dari berbagai sumber(sensor), analisa dan kemudahan dalam pengenalan noise untuk memisahkannya dari signal.

   5.     Pemanfaatan Big Data

          Big data dapat dikonsiderasikan sebagai suatu investasi, dimana implikasi yang nyata baru dapat dirasakan apabila proses penelitian dan interpretasi big data telah dirampungkan dan menghasilkan strategi bisnis yang solutif dan implementatif.
         Manfaat pertama dari pemanfaatan big data adalah perusahaan memiliki kesempatan untuk mengambil keputusan bisnis yang didasarkan atas data yang ilmiah dan terukur, bukan berdasarkan common sense, intuisi, atau kebijaksanaan yang bersifat praktis.
          Selama bertahun-tahun, HR telah menggunakan data tidak terstruktur dari jawaban karyawan dalam survei engagement, performance review, dll. Di era big data ini, data tak terstruktur tersebut datang dari sumber dalam dan luar organisasi, termasuk dari social media, blog, wiki, email, dan lain-lain. Semua sumber ini akan memberikan semakin banyak insight terhadap keterlibatan karyawan terhadap perusahaan.
          Starbucks mendapatkan masukan tentang motivasi karyawannya dari survei dengan banyak pertanyaan terbuka. Starbucks mempekerjakan mahasiswa paska sarjana untuk membantu mereka membuat analisa konten dari informasi yang jumlahnya masif tersebut. Tools untuk mengotomatisasikan proses ini masih dalam tahap pengembangan.
          Menurut Ranjan Dutta, direktur pengukuran dan predictive analytics pada PwC Saratoga, teknik analisa otomatis terhadap data tak terstruktur sebagian besar masih dalam tahap awal pengembangannya. Tetapi kemampuan tools-tools seperti ini akan berkembang cepat dalam 5 tahun ke depan. Menurutnya, perusahaan seperti SAP, Oracle, dan Workday saat ini terus mengembangkan perangkat lunak yang terus memudahkan analisa big data.
          Baru sedikit organisasi HR yang telah menggunakan data dari situs jejaring sosial. Selain Juniper yang telah disebutkan di atas, organisasi lain yang banyak menggali manfaat dari Linkedin adalah Thrivent. Thrivent mencari kandidat yang memiliki semangat entrepreneurial dan menemukan Linkedin adalah alat yang efektif untuk melakukan pencarian semacam ini.
          Facebook dan situs jejaring sosial lain juga menjanjikan. FedEx misalnya, melakukan studi korelasi antara data karyawan dengan data kepuasan konsumen. Mereka mencari tahu bagaimana perbandingan apa yang dikatakan karyawan tentang FedEx dalam situs jejaring sosial dan situs web karir dengan apa yang dikatakan karyawan dalam survey engagement. “Karyawan adalah duta brand, dan social media adalah seperti mikrofon besar yang menyuarakan tentang perusahaan Anda,” ujar Bennett. “Kepuasan karyawan hari ini akan keluar melampaui tempat kerja dan memasuki ranah social. Apabila ada karyawan tidak puas dan menampilkannya di social media, maka kita punya masalah.”
Nah, berdasarkan ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa Big Data adalah kemampuan untuk mengelola data dengan volume besar yang berbeda dengan kecepatan yang tepat, dan dalam dalam kerangka waktu yang tepat memungkinkan analisis dan reaksi secara langsung. bukan hanya tentang data yang berukuran raksasa. Big Data juga dapat didefinisikan sebagai data berukuran raksasa yang volumenya terus bertambah, terdiri dari berbagai jenis atau varietas data, terbentuk secara terus menerus dengan kecepatan tertentu dan harus diproses dengan kecepatan tertentu pula. Big data sudah mulai dimanfaatkan dan akan sangat berguna untuk dipahami lebih dalam untuk mengimbangi perkembangan jaman ke arah teknologi dan analisis yang lebih praktis.
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

1 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 NORDIAN_TI_MEDIA
Designed by Blog Thiet Ke
Posts RSSComments RSS
Back to top