BIG DATA
1. Pengertian Big Data
Berikut merupakan pengertian big data diruju dari pendapat
para ahli,
- Menurut (Eaton, Dirk, Tom, George, & Paul) Big Data merupakan istilah yang berlaku untuk informasi yang tidak dapat diproses atau dianalisis menggunakan alat tradisional.
- Menurut (Dumbill, 2012) , Big Data adalah data yang melebihi proses kapasitas dari kovensi sistem database yang ada. Data terlalu besar dan terlalu cepat atau tidak sesuai dengan struktur arsitektur database yang ada. Untuk mendapatkan nilai dari data, maka harus memilih jalan altenatif untuk memprosesnya.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa Big Data adalah data yang memiliki volume besar
sehingga tidak dapat diproses menggunakan alat tradisional biasa dan harus
menggunakan cara dan alat baru untuk mendapatkan nilai dari data ini.
2. Sejarah Big
Data
Sebelum mempelajari suatu hal tentu
diperlukan untuk memahami asal muasal atau sejarah dari hal yang ingin
dipelajari tersebut, ada pun tentang topic kali ini penulis akan memperkenalkan
sejarah big data. Berikut urutannya;
- 1944 – Fremont Rider, Pustakawan universitas Wesleyan. Dia memperkirakan bahwa Perpustakana yang ada di amerika serikat ukurannya meningkat dua kali lipat setiap 16 tahun
- 1961 – Derek Price. Dia mendiagramkan pertumbuhan pengetahuan ilmiah dengan cara melihat jumlah pertumbuhan jurnal ilmiah dan makalah
- 1967 – B.A. Marron dan P.A.D. De Maine menerbitkan “Automatic data compression” dalam Komunikasi dari ACM, yang menyatakan bahwa “ledakan informasi” tercatat dalam beberapa tahun terakhir membuatnya penting bahwa persyaratan penyimpanan untuk semua informasi harus dijaga agar tetap minimum.
- 1971 – Arthur Miller Menulis dalam “The Assault on Privacy” menyatakan, “Terlalu banyak informasi. pengurus tampaknya mengukur seorang pria seimbang dengan jumlah bit kapasitas penyimpanan berkas itu akan mengisi.”
- 1975 – Departemen Pos dan Telekomunikasi di Jepang mulai melakukan Arus Informasi Sensus, pelacakan volume informasi yang beredar di Jepang (ide pertama kali diusulkan dalam makalah 1969)
- 1980 – I.A. Tjomsland memberikan ceramah berjudul “Where do we go from here?” Di IEEE Keempat Symposium on Mass Storage Systems, dia mengatakan “Mereka yang terkait dengan perangkat penyimpanan lama menyadari bahwa Hukum parkinson Pertama dapat diparafrasekan untuk menggambarkan Industry kami ‘Data mengembang untuk mengisi ruang yang tersedia’.
- 1981 – Kantor Pusat statistic hungaria memulai proyek penelitian untuk menjelaskan informasi indsutri negara, termasuk mengukur Volume informasi dalam bit.
- 1983 – Ithiel de Sola Pool menerbitkan “Pelacakan Arus Informasi” di Science. Melihat tren pertumbuhan di 17 Media komunikasi utama 1960-1977, ia menyimpulkan bahwa “kata-kata yang tersedia untuk Amerika (di atas usia 10) melalui media ini tumbuh pada tingkat 8,9 persen per tahun, kata-kata benar-benar hadir untuk dari media tersebut tumbuh hanya 2,9 persen per tahun, Pada periode pengamatan, sebagian besar pertumbuhan arus informasi adalah karena pertumbuhan penyiaran, Tapi menjelang akhir periode [1977] situasi berubah: media point-to-point yang tumbuh lebih cepat dari penyiaran.”
3. Big Data for
Development
Big Data untuk sumber Pengembangan umumnya memiliki
beberapa / semua fitur ini:
- Digitally generated
Data
ini dihasilkan secara digital (sebagai lawan yang didigitalkan manual),
dan dapat disimpan dengan menggunakan rangkaian satu dan nol, dan dengan
demikian dapat dimanipulasi oleh komputer.
- Passively produced
Data ini
merupakan data yang dihasilkan atau produk dari kehidupan kita sehari-hari atau
interaksi dengan jasa digital.
- Automatically collected
Data-data yang
terbentuk dari data-data operasional dan transaksi yang dikumpulkan dan telah
diproses (ETL) dan si simpan kedalam data mart
- Geographically or temporally trackable
Data –data yang
menunjukan lokasi atau posisi, misalnya data lokasi ponsel atau durasi waktu
panggilan
- Continuously analysed
Informasi yang
relevan dengan kesejahteraan manusia dan pembangunan dan dapat dianalisis
secara real-time
4.
Pengunaan Big Data dalam Perusahaan
- IT logs Analytics
Penyimpanan Log jangka panjang, digunakan untuk analisa
proses sistem yang sedang berjalan untuk mencegah dan menaggulangi kegagalan
dalam sistem, mengunakan hasil analisa log untuk menemukan dan mentukan secara
pasti kegagalan apa yang terjadi didalam sistem, menyiapkan langkah-langkah
pasti yang dapat digunakan sebagai solusi masalah sistem.
- Fraud Detection Pattern
Banyak digunakan dalam Bidang keuangan atau dimana saja
transaksi finasial terlibat, Memaksimalkan pengunaan data-data yang ada untuk
memberikan kemampuan unutk mendeteksi fraud ketika transaksi sedang
berlangsung.
- The Social Media Pattern
Pengunaan Big data untuk analisa media social dan
sentiment pelangan, memberikan kemampuan bagi perusahan untuk mengetahui
keinginan customer secara luas, mendapatkan feedback secara langsung, dan
mengenali langsung dampak sentimen terhadap penjualan, serta efektivitas dan
penerimaan pelangan terhadap pemasaran yang dilakukan.
- The Call centere Mantra
Penyimpanan hasil perbincangan atau laporan customer dalam
bentuk text yang kemudian digunakan sebagai data untuk analisa masalah yang
dihadapai customer, memberikan kemampuan bagi perusahaan untuk memberikan
tanggapan yang cepat maupun secara langsung terhadap masalah yang dihadapi
customer, serta kemampuan unutk mendeteksi penurunan loyalitas customer
dikarenakan masalah dan ketidakpuasaan.
- Risk: Patterns for Modeling and Management
Memberikan kempuaan pengunaan data secara penuh dan
analisis dalam pemodelan resiko dan menejemen resiko untuk memberikan
pengetahuan akan resiko dan penanggulangannya secara tepat dan langsung.
- Big Data and The Energy Sector
Memberikan kemampuan penyimpanan dan pemrosesan data
secara langsung dari berbagai sumber(sensor), analisa dan kemudahan dalam
pengenalan noise untuk memisahkannya dari signal.
5. Pemanfaatan Big Data
Big data dapat dikonsiderasikan sebagai suatu investasi, dimana
implikasi yang nyata baru dapat dirasakan apabila proses penelitian dan
interpretasi big data telah dirampungkan dan menghasilkan strategi bisnis yang
solutif dan implementatif.
Manfaat pertama dari pemanfaatan big data adalah perusahaan memiliki
kesempatan untuk mengambil keputusan bisnis yang didasarkan atas data yang
ilmiah dan terukur, bukan berdasarkan common sense, intuisi,
atau kebijaksanaan yang bersifat praktis.
Selama bertahun-tahun, HR telah menggunakan data tidak terstruktur dari
jawaban karyawan dalam survei engagement, performance review, dll. Di era big
data ini, data tak terstruktur tersebut datang dari sumber dalam dan luar
organisasi, termasuk dari social media, blog, wiki, email, dan lain-lain. Semua
sumber ini akan memberikan semakin banyak insight terhadap keterlibatan
karyawan terhadap perusahaan.
Starbucks mendapatkan masukan tentang motivasi karyawannya dari survei
dengan banyak pertanyaan terbuka. Starbucks mempekerjakan mahasiswa paska
sarjana untuk membantu mereka membuat analisa konten dari informasi yang
jumlahnya masif tersebut. Tools untuk mengotomatisasikan proses ini masih dalam
tahap pengembangan.
Menurut Ranjan Dutta, direktur pengukuran dan predictive analytics pada
PwC Saratoga, teknik analisa otomatis terhadap data tak terstruktur sebagian
besar masih dalam tahap awal pengembangannya. Tetapi kemampuan tools-tools
seperti ini akan berkembang cepat dalam 5 tahun ke depan. Menurutnya,
perusahaan seperti SAP, Oracle, dan Workday saat ini terus mengembangkan
perangkat lunak yang terus memudahkan analisa big data.
Baru sedikit organisasi HR yang telah menggunakan data dari situs
jejaring sosial. Selain Juniper yang telah disebutkan di atas, organisasi lain
yang banyak menggali manfaat dari Linkedin adalah Thrivent. Thrivent mencari
kandidat yang memiliki semangat entrepreneurial dan menemukan Linkedin adalah
alat yang efektif untuk melakukan pencarian semacam ini.
Facebook dan situs jejaring sosial lain juga menjanjikan. FedEx
misalnya, melakukan studi korelasi antara data karyawan dengan data kepuasan
konsumen. Mereka mencari tahu bagaimana perbandingan apa yang dikatakan
karyawan tentang FedEx dalam situs jejaring sosial dan situs web karir dengan
apa yang dikatakan karyawan dalam survey engagement. “Karyawan adalah duta
brand, dan social media adalah seperti mikrofon besar yang menyuarakan tentang
perusahaan Anda,” ujar Bennett. “Kepuasan karyawan hari ini akan keluar
melampaui tempat kerja dan memasuki ranah social. Apabila ada karyawan tidak
puas dan menampilkannya di social media, maka kita punya masalah.”
Nah,
berdasarkan ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa Big Data adalah
kemampuan untuk mengelola data dengan volume besar yang berbeda
dengan kecepatan yang tepat, dan dalam dalam kerangka waktu yang tepat
memungkinkan analisis dan reaksi secara langsung. bukan hanya tentang data yang
berukuran raksasa. Big Data juga dapat didefinisikan sebagai data
berukuran raksasa yang volumenya terus bertambah, terdiri dari berbagai jenis
atau varietas data, terbentuk secara terus menerus dengan kecepatan tertentu
dan harus diproses dengan kecepatan tertentu pula. Big data sudah mulai
dimanfaatkan dan akan sangat berguna untuk dipahami lebih dalam untuk mengimbangi
perkembangan jaman ke arah teknologi dan analisis yang lebih praktis.
Belajar lagi lah nak
BalasHapus