Mengenal Teknologi NB-IoT di
Sepeda Kuning Kampus
Sepeda kuning dengan NB-IoT di UI. (Foto:
detikINET/Muhammad Alif Goenawan)
Jakarta - Implementasi bike sharing di
Universitas Indonesia memanfaatkan teknologi NB-IoT (Narrowband Internet of
Things). Lalu apa sih sebenarnya NB-IoT itu?
Menurut penjelasan Vice President Corporate Planning Telkomsel Andi Kristianto, NB-IoT adalah teknologi yang merupakan evolusi dari teknologi jaringan seluler, yakni 2G, 3G, dan 4G. Namun, NB-IoT lebih diperuntukan IoT, mesin, yang sifatnya sensor karena hanya membutuhkan broadband yang tak terlalu besar.
"Yang dibutuhkan hanya sensor bahwa 'oh, sepedanya ada di sini, posisinya ada di sini'. Selain itu, keuntungan yang paling utama adalah energinya sangat irit," papar Andi di sela kerja sama Bike Sharing di Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3/2018).
Menurut penjelasan Vice President Corporate Planning Telkomsel Andi Kristianto, NB-IoT adalah teknologi yang merupakan evolusi dari teknologi jaringan seluler, yakni 2G, 3G, dan 4G. Namun, NB-IoT lebih diperuntukan IoT, mesin, yang sifatnya sensor karena hanya membutuhkan broadband yang tak terlalu besar.
"Yang dibutuhkan hanya sensor bahwa 'oh, sepedanya ada di sini, posisinya ada di sini'. Selain itu, keuntungan yang paling utama adalah energinya sangat irit," papar Andi di sela kerja sama Bike Sharing di Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3/2018).
Dengan demikian, lanjut Andi,
perangkat NB-IoT yang tak lain berfungsi sebagai gembok dalam kondisi idle
bisa bertahun-tahun tanpa diisi dayanya. Berbeda dengan teknologi sebelumya
tidak dirancang untuk sensor kurang efisien.
"Jadi mungkin kebayang repotnya operasionalisasi sepeda yang mungkin tiap atau dua hari harus diisi daya perangkatnya. Nah, kalau ini mudah-mudahan tidak," paparnya.
Dari kacamata operator telekomunikasi sendiri, seperti Telkomsel, hal ini dilihat sebagai sebuah inovasi yang sangat natural. Karena tak butuh perubahan infrastruktur yang terlalu besar.
"Jadi mungkin kebayang repotnya operasionalisasi sepeda yang mungkin tiap atau dua hari harus diisi daya perangkatnya. Nah, kalau ini mudah-mudahan tidak," paparnya.
Dari kacamata operator telekomunikasi sendiri, seperti Telkomsel, hal ini dilihat sebagai sebuah inovasi yang sangat natural. Karena tak butuh perubahan infrastruktur yang terlalu besar.
Terakhir,
teknologi NB-IoT ini disebut telah memenuhi standar 3GPP dan beroperasi pada
frekuensi 900 MHz.
Seperti diketahui Telkomsel berkolaborasi dengan Universitas Indonesia, Banopolis dan Huawei, mengaplikasikan NB-IoT lewat ekosistem sepeda kuning (Spekun) di lingkungan UI yang memang sudah hadir sejak tahun 2010.
Teknologi ini dipasang pada sepeda dan juga tiang penyangga sepeda. Untuk menggunakannya, diperlukan aplikasi yang berfungsi sebagai kunci membuka gembok sepeda di tiang melalui kode QR. (rns/rns)
Seperti diketahui Telkomsel berkolaborasi dengan Universitas Indonesia, Banopolis dan Huawei, mengaplikasikan NB-IoT lewat ekosistem sepeda kuning (Spekun) di lingkungan UI yang memang sudah hadir sejak tahun 2010.
Teknologi ini dipasang pada sepeda dan juga tiang penyangga sepeda. Untuk menggunakannya, diperlukan aplikasi yang berfungsi sebagai kunci membuka gembok sepeda di tiang melalui kode QR. (rns/rns)
|
0 komentar