TI_POLITALA_MATDIS_1A
MATEMATIKA DISKRIT
- PROPOSISI
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi
tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat
deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan
keadaan yang sebenarnya.
Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar (true) atau salah (false).
Preposisi selalu dinyatakan sebagai kalimat berita, bukan sebagai kalimat tanya
maupun perintah. Proposisi juga merupakan kalimat yang bisa di buktikan
kebenarannya,Proposisi juga dapat dinyatakan dalam angka 1 yang artinya
benar dan 0 artinya salah.
Kesimpulan:
Proposisi adalah kalimat berita.
Pernyataan primer : pernyataan yang tidak mengandung kata hubung kalimat
(pernyataan tunggal/pernyataan atom).
Penyataan majemuk : pernyataan yang mengandung satu atau lebih kata hubung
kalimat.
Penjelasan:
– “689 > 354” = Ini adalah pernyataan dan merupakan proposisi. Nilainya
benar.
– “Tembok Berlin ada di Jepang.” = Ini adalah pernyataan dan merupakan
proposisi. Nilainya salah.
– “100000 < X” =Ini adalah pernyataan tetapi bukan merupakan proposisi.
Belum ada nilainya karena merupakan kalimat terbuka. Disebut juga sebagai fungsi
proposisi.
Berikut adalah contoh dari proposisi :
6 adalah bilangan genap
Soekarno adalah presiden pertama indonesia
15 > 12
20 – 15 = 5
Yogyakarta adalah kota pelajar (Benar).
2+2=4
(Benar).
Semua manusia adalah fana (Benar).
4 adalah bilangan prima (Salah).
5×12=90 (Salah).
Di bawah ini contoh yang bukan merupakan proposisi :
Dimanakah kamu tinggal ?
Kembalikan buku itu keperpustakaan !
10 + 3 = 13
Pernyataan diatas bukan merupakan preposisi karena merupakan kalimat tanya
dan perintah, kalimat C tidak dapat ditentukan bukan merupakan preposisi karena
merupakan kalimat tanya dan perintah, kalimat C tidak dapat ditentukan sebagi
preposisi. Karena kalimat tersebut tidak dapat ditentukan nilai kebenarannya
yan seharusnya hasil dari 10 + 3 = 13. Membentuk
preposisi baru dapat dengan cara mengombinasikan preposisi. Operator yang
diguakan untuk mengkombisikan preposis disebut logika. Operator logika dasar
yang diguakan adalah dan (and), atau (or) dan tidak (not). Preposisi baru yang
didapat dari hasil pengkombinasia tersebut dinamakan dengan preposisi majemuk.
PENGHUBUNG KALIMAT DAN TABEL KEBENARAN
Satu atau lebih proposisi dapat dikombinasikan untuk menghasilkan proposisi
baru lewat penggunaan operator logika. Proposisi baru yang dihasilkan dari
kombinasi tersebut disebut dengan proposisi majemuk (compound composition),
sedangkan proposisi yang bukan merupakan hasil dari kombinasi proposisi lain
disebut proposisi atomik. Proposisi majemuk tersusun dari sejumlah
proposisi atomik.
Dalam logika dikenal 5 buah penghubung
Simbol
|
Arti
|
Bentuk
|
¬
|
Tidak/Not/Negasi
|
Tidak………….
|
Ù
|
Dan/And/Konjungsi
|
……..dan……..
|
Ú
|
Atau/Or/Disjungsi
|
………atau…….
|
Þ
|
Implikasi
|
Jika…….maka…….
|
Û
|
Bi-Implikasi
|
……..bila dan hanya bila……..
|
Contoh
Misalkan :
p : menyatakan kalimat “ Mawar adalah nama bunga”
Q : menyatakan kalimat “ Apel adalah nama buah”
Maka kalimat “ Mawar adalah nama bunga dan Apel adalah nama buah “
Dinyatakan dengan simbol qÙp
Misalanya
p: hari ini hari minggu
q: hari ini libur
Menyatakan kalimat dibawah ini dengan simbol logika :
Hari ini tidak hari minggu tetapi libur
Hari ini tidak hari minggu dan tidak libur
Tidak benar bahwa hari ini hari minggu dan libur
Penyelesaian
Kata “tetapi” mempunyai arti yang sama dengan dan sehingga kalimat (a) bisa
ditulis sebagai :
¬p Ù q
¬p Ù¬q
¬(p Ù q)
NEGASI (INGKARAN)
Jika p adalah “ Lampung ibukota Indonesia” p yaituØ, maka ingkaran atau
negasi dari pernyataan p tersebut adalah “ Lampung bukan ibukota Indonesia”
atau “Tidak benar bahwa Lampug ibukota Indonesia”) adalah bernilai salah
(false) dan begitu juga sebaliknya.Ø. Jika p diatas bernilai benar (true), maka
ingkaran p adalah bernilai salah (false) dan begitu juga sebaliknya.
KONJUNGSI
Konjungsi adalah suatu pernyataan majemuk yang menggunakan penghubung “DAN/AND”
dengan notasi “Ù”
Contoh
p: Fahmi makan nasi
Q:Fahmi minum kopi
q : Fahmi makan nasi dan minum kopiÙMaka p
q bernilai salah. Ùq akan bernilai benar jika baik p maupun q bernilai
benar. Jika salah satunya (atau keduanya) bernilai salah maka pÙ Pada konjungsi
p
DISJUNGSI
Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan penghubung “ATAU/OR”
dengan notasi “Ú”.
Kalimat disjungsi dapat mempunyai 2 arti yaitu :
INKLUSIF OR
Yaitu jika “p benar atau q benar atau keduanya true”
Contoh :
p : 7 adalah bilangan prima
q : 7 adalah bilangan ganjil
q : 7 adalah bilangan prima atau ganjilÚp
Benar bahwa 7 bisa dikatakan bilangan prima sekaligus bilangan ganjil.
EKSLUSIF OR
Yaitu jika “p benar atau q benar tetapi tidak keduanya”.
Contoh :
p : Saya akan melihat pertandingan bola di TV.
q : Saya akan melihat pertandingan bola di lapangan.
q : Saya akan melihat pertandingan bola di TV atau lapangan.Úp
Hanya salah satu dari 2 kalimat penyusunnya yang boleh bernilai benar yaitu
jika “Saya akan melihat pertandingan sepak bola di TV saja atau di lapangan
saja tetapi tidak keduanya.
IMPLIKASI
Misalkan ada 2 pernyataan p dan q, untuk menunjukkan atau membuktikan bahwa
jika p bernilai benar akan menjadikan q bernilai benar juga, diletakkan kata
“JIKA” sebelum pernyataan pertama lalu diletakkan kata “MAKA” sebelum
pernyataan kedua sehingga didapatkan suatu pernyataan majemuk yang disebut
dengan “IMPLIKASI/PERNYATAAN BERSYARAT/KONDISIONAL/ HYPOTHETICAL dengan notasi
“Þ”.
q dapat dibaca :ÞNotasi p
Jika p maka q
q jika p
p adalah syarat cukup untuk q
q adalah syarat perlu untuk p
Contoh
p : Pak Ali adalah seorang haji.
q : Pak Ali adalah seorang muslim.
q : Jika Pak Ali adalah seorang haji maka pastilah dia seorang muslim.
p : Hari hujan.
q : Adi membawa payung.
Benar atau salahkah pernyataan berikut?
Hari benar-benar hujan dan Adi benar-benar membawa payung.
Hari benar-benar hujan tetapi Adi tidak membawa payung.
Hari tidak hujan tetapi Adi membawa payung.
Hari tidak hujan dan Adi tidak membawa payung.
BIIMPLIKASI
Biimplikasi atau bikondosional adalah pernyataan majemuk dari dua
pernyataan p dan q yang dinyatakan dengan notasi “ qÛp ” p)Þ (q Ùq) Þyang
bernilai sama dengan (p sehingga dapat dibaca “ p jika dan hanya jika q”
atau “p bila dan hanya bila q”. Biimplikasi 2 pernytaan hanya akan
bernilai benar jika implikasi kedua kalimat penyusunnya sama-sama bernilaii
benar.
Contoh
p : Dua garis saling berpotongan adalah tegak lurus.
q : Dua garis saling membentuk sudut 90 derajat.
q : Dua garis saling berpotongan adalah tegak lurus jika dan hanya jika dan
hanya jika dua garis saling membentuk sudut 90 derajat.Ûp
- OPERATOR LOGIKA
LOGIKA
Logika merupakan dasar dari semua
penalaran (reasoning)
Penalaran didasarkan pada hubungan
antara pernyataan (statements).
Definisi : Suatu pernyataan adalah
suatu kalimat yang menyatakan sesuatu, yang dapat diberi satu dan dua
kemungkinan nilai kebenaran, yaitu benar atau salah.
Definisi : Kalimat terbuka adalah
kalimat yang memuat variabel. Menjadi pernyataan apabila variabelnya diganti
oleh suatu anggota semesta pembicaraan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
INGKARAN /
NEGASI
Dari sebuah pernyataan tunggal (atau majemuk), kita bisa membuat sebuah
pernyataan baru berupa “ingkaran” dari pernyataan itu. “ingkaran” disebut juga
“negasi” atau “penyangkalan”. Ingkaran menggunakan operasi uner (monar) “” atau
“”.
Jika suatu pernyataan p benar, maka negasinya p salah, dan jika sebaliknya
pernyataan p salah, maka negasinya p benar.
Perhatikan cara membuat ingkaran dari sebuah pernyataan serta menentukan
nilai kebenarannya!
1. p : kayu
memuai bila dipanaskan (S)
~ p
: kayu tidak memuai bila dipanaskan (B)
2. r : 3 bilangan
positif (B)
~ r : (cara mengingkar
seperti ini salah)
3. bilangan negative
(Seharusnya) 3 bukan bilangan positif (S)
Nilai kebenaran
Jika p suatu pernyataan benilai benar, maka ~p bernilai salah dan
sebaliknya jika p bernilai salah maka ~p bernilai benar.
Tabel kebenaran:
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KONJUNGSI
Gabungan dua
pernyataan tunggal yang menggunakan kata
penghubung “dan” sehingga terbentuk pernyataan majemuk
disebut konjungsi. Konjungsi mempunyai kemiripan dengan operasi irisan ()
pada himpunan. Sehingga sifat-sifat irisan
dapat digunakan untuk mempelajari bagian ini.
Operasi konjungsi sering juga
ditunjukkan dengan hubungan seri pada rangkaian listrik seperti gambar berikut:
Gambar rangkaian seri
Dari gambar rangkaian diatas
menggunakan saklar symbol saklar 1 diberi symbol p dan saklar 2 diberi symbol
q. Saklar terbuka (off) sebagai pernyataan benar, saklar tertutup (on)
sebagai pernyataan salah. Lampu yang dipasang pada rangkaian sebagai kebenaran
dari pernyataan tersebut.
Jika saklar p dan q tertutup (on)
ternyata lampu menyala maka pernyataan bernilai benar
Jika salah satu saklar p atau q
terbuka (off) ternyatalampu tidak menyala maka pernyataan bernilai salah.
Jika keduanya saklar p dan q terbuka
(off) ternyata lampu juga tidak menyala, maka pernyataan bernilai salah.
Berdasar kasus di atas, dapat
disimpulkan bahwa suatu konjungsi p ∧ q pada lampu akan menyala hanya
jika komponen-komponennya, yaitu baik p maupun q, keduanya sama-sama tertutup
sedangkan nilai kebenaran yang selain itu tidak menyala sebagaimana ditunjukkan
pada tabel kebenaran berikut:
Contoh
Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan majemuk pq berikut ini!
a. p : 100 +
500 = 800
q
: 4 adalah faktor dari 12
b. p : Pulau Bali
dikenal sebagai pulau Dewata
q
: 625 adalah bilangan kuadrat
Jawaban:
a. p salah, q benar
b. (p) = B, (q) = B.
bilangan kuadrat (benar).
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DISJUNGSI
Disjungsi adalah proposisi majemuk yang menggunakan perangkai “atau”.
Poposisi “p atau q” dinotasikan q
p. Tidak seperti pernyataan berperangkai
“dan” yang mempersyaratkan terpenuhinya kebenaran
semua unsurnya, pernyataan berperangkai “atau”
menawarkan suatu pilihan, artinya jika paling
tidak salah satu dari kedua unsur proposisinya terpenuhi maka hal ini sudah
cukup untuk pernyataan tersebut dikatakan benar.
Operasi konjungsi sering juga ditunjukkan dengan hubungan paralel pada
rangkaian listrik seperti gambar berikut :
Gambar Rangkaian Paralel
Dari gambar rangkaian diatas menggunakan saklar symbol saklar A diberi
symbol p dan saklar B diberi symbol q. Saklar terbuka (off) sebagai
pernyataan benar, saklar tertutup (on) sebagai pernyataan salah. Lampu yang
dipasang pada rangkaian sebagai kebenaran dari pernyataan tersebut.
Jika saklar p dan q tertutup (on) ternyata lampu menyala maka pernyataan
bernilai benar
Jika salah satu saklar p tertutup (on) dan q terbuka (off), atau jika salah
satu saklar p terbuak (off) dan q tertutup (on) ternyata lampu menyala maka
pernyataan bernilai benar.
Jika keduanya saklar p dan q terbuka (off) ternyata lampu juga tidak
menyala, maka pernyataan bernilai salah.
Dari gambar rangkaian diatas tampak bahwa lampu tidak menyala
jika saklar p maupun q sama-sama terbuka atau keduanya salah. Kita sarikan
definisi konjungsi dengan tabel kebenaran berikut.
Tabel Kebenaran Disjungsi
Contoh
Tentukanlah nilai kebenaran untuk disjungsi dua pernyataan yang diberikan !
a. p : 3 + 4 = 12
q : Dua meter sama dengan 200 cm
b. p : 29 adalah bilangan prima
q : Bandung adalah ibu kota Provinsi Jawa Barat
c. p : Dua garis yang sejajar mempunyai titik
potong
Jawaban:
a. (p) = S, (q) = B.
a. (p) = S, (q) = B.
b. (p) = B, (q) = B.
c. (p) = S, (q) = S.
- TABEL KEBENARAN
Nilai kebenaran suatu proposisi majemuk didasarkan pada ‘Nilai kebenaran
proposisi atomik penyusunnya’ dan cara mereka dihubungkan dengan ‘opeator
logika’. Dan ‘Tabel kebenaran’ adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai
kebenaran dari proposisi majemuk. Table kebenaran ini nantinya akan menunjukkan
nilai kebenaran dari tiap – tiap proposisi atomik dan kombinasinya menurut
operator logika.
Berikut adalah tiga buah tabel kebenaran untuk operasi logika Conjuction,
Disjuction, dan Negation.
Keterangan:
T = True (bernilai benar)
F = False (bernilai salah)
Conjunction
p
|
q
|
p ∧ q
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
Disjunction
p
|
q
|
p ∨ q
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
Negation
p
|
¬ p
|
T
|
F
|
F
|
T
|
Table kebenaran dari tiga proposisi
Jika p, q, dan r adalah proposisi. Buatlah table kebenaran dari ekspresi
logika dibawah ini
(p ∨ q) ∧ (p ∧ ¬ r)
p
|
q
|
r
|
¬ r
|
p ∨ q
|
p ∧ ¬ r
|
(p ∨ q) ∧ (p ∧ ¬ r)
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
Kita bisa melihat contoh – contoh di atas bahwanilai kebenaran proposisi
majemuknya bisa sangat bervariasi tergantung dari nilau kebenaran proposisi
proposisi atomiknya. Namun, adakalanya, nilai kebenaran suatu proposisi majemuk
bernilai benar (true) untuk semua kasus atau bahkan bernilai salah (false)
untuk semua kasus.
Jika sebuah proposisi bernilai true (T) untuk semua kemungkinan (kolom
paling akhir) maka, proposisi majemuk tersebut disebut Tautologi
Contoh Tautologi :
p ∨ ¬(p ∧ q)
p
|
q
|
p ∧ q
|
¬ r
|
P ∨ ¬(p ∧ q)
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
Jika sebuah proposisi bernilai false (F) untuk semua kemungkinan (kolom
paling akhir) maka, proposisi majemuk tersebut disebut Kontradiksi
Contoh Kontradiksi
¬ p ∧ (p ∧ q)
p
|
q
|
¬ p
|
p ∧ q
|
¬ p ∧ (p ∧ q)
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
- IMPLIKASI
Untuk memahami implikasi, pelajarilah uraian berikut. Misalnya, Nazar
berjanji pada Irza, “Jika Sore nanti tidak hujan, maka saya akan mengajakmu
nonton”. Janji Nazar ini hanyalah berlaku untuk kondisi sore nanti tidak hujan.
Akibatnya, jika sore nanti hujan, tidak ada keharusan bagi Nazar untuk mengajak
Irza nonton.
Misalkan sore ini tidak hujan dan Nazar mengajak Irza nonton, Irza tidak
akan kecewa karena Nazar memenuhi janjinya. Akan tetapi, jika sore ini hujan
dan Nazar tetap mengajak Irza menonton, Irza tentu merasa senang sekali. Jika
sore ini hujan dan Nazar tidak mengajak Irza menonton, tentunya Irza akan
memakluminya. Bagaimana jika sore ini tidak hujan dan Nazar tidak mengajak Irza
menonton? Itu akan lain lagi ceritanya. Tentu saja Irza akan kecewa dan
menganggap Nazar sebagai pembohong yang tidak menepati janjinya.
Misalkan, p : Sore tidak hujan.
q : Nazar mengajak Irza menonton.
Pernyataan “jika sore nanti tidak hujan, maka Nazar akan mengajak Irza
nonton”. Dapat dinyatakan sebagai “jika p maka q” atau dilambangkan dengan “p q”.
Suatu pernyataan majemuk dengan bentuk “jika p maka q” disebut implikasi.
Misalkan p dan q adalah pernyataan. Suatu implikasi (pernyataan bersyarat)
adalah suatu pernyataan majemuk dengan bentuk “jika p maka q”, dilambangkan
dengan p q.
Pernyataan p disebut hipotesis (ada juga yang menamakan anteseden)
dari implikasi. Adapun pernyataan q disebut konklusi (atau kesimpulan,
dan ada juga yang menamakan konsekuen). Implikasi bernilai salah
hanya jika hipotesis p bernilai benar dan konklusi q bernilai salah; untuk
kasus lainnya adalah benar. Perhatikan tabel berikut ini.
Tabel nilai kebenaran operasi implikasi
Terdapat perbedaan antara implikasi dalam keseharian dan implikasi dalam
logika matematika. Dalam keseharian, pernyataan hipotesis/anteseden p haruslah
memiliki hubungan dengan pernyataan konklusi/konsekuen q. Misalnya, pada
contoh implikasi sebelumnya, “Jika sore nanti tidak hujan maka saya akan
mengajakmu nonton”. Terdapat hubungan sebab-akibat. Dalam logika matematika,
pernyataan hipotesis/anteseden p tidak harus memiliki hubungan dengan
konklusi/konsekuen q.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan Contoh dibawah ini.
Contoh:
Tentukanlah nilai kebenaran dari implikasi berikut !
a. Jika 4 + 7 = 10 maka besi adalah benda padat.
b. Jika 6 + 9 = 15 maka besi adalah benda cair.
c. Jika cos 30° = 0,5 maka 25 adalah bilangan ganjil.
Jawab :
a. Jika 4 + 7 = 10 maka besi adalah benda padat.
Alasan salah, kesimpulan benar.
Jadi, implikasi bernilai benar.
b. Jika 6 + 9 = 15 maka besi adalah benda cair.
Alasan benar, kesimpulan salah.
Jadi implikasi bernilai salah.
c. Jika cos 30°= 0,5 maka 25 adalah bilangan ganjil.
Alasan salah, kesimpulan salah.
Jadi, implikasi bernilai benar.
-
TAUTOLOGI
Definisi 1.
Tautologi adalah suatu proporsi majemuk yang selalu
bernilai benar untuk semua kemungkinan kombinasi nilai kebenaran dari
proporsi-proporsi pembentuknya
Contoh pada table kebenaran
p
|
p
|
p p
|
B
S
|
S
B
|
B
B
|
- KONTRADIKSI
Definisi 2.
Kontradiksi adalah suatu proporsi majemuk yang selalu bernilai salah untuk
semua kemungkinan kombinasi nilai kebenaran dari proporsi-proporsi
pembentuknya.
Contoh pada table kebenaran
p
|
p
|
p p
|
B
S
|
S
B
|
S
S
|
-
KONTINGENSI
Definisi 3.
Kontingensi adalah suatu proporsi majemuk yang bukan termasuk tautologi dan
bukan juga kontradiksi
Contoh pada table kebenaran
p
|
q
|
p q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
B
B
S
|
-EKIVALENSI
Definisi 4.
Dua buah proporsi dikatakan ekivalen (ekivalen logis), jika kedua proporsi
tersebut memiliki nilai kebenaran yang sama. Proporsi p dan q ekivalen
dinotasikan dengan p q atau sering
disederhanakan p = q.
Definisi ekivalen di atas, dapat juga dirumuskan sebagai berikut :
Proporsi p dan q ekivalen jika dan hanya jika p q merupakan
suatu tautologi.
Pada tautologi, dan juga kontradiksi, dapat dipastikan bahwa jika dua buah
ekspresi logika adalah tautologi, maka kedua buah ekspresi logika tersebut
ekuivalen secara logis, demikian pula jika keduanya kontradiksi. Persoalannya
ada pada contingent, karena memiliki semua nilai T dan F. Tetapi jika
urutan T dan F atau sebaliknya pada tabel kebenaran tetap pada urutan yang sama
maka tetap disebut ekuivalen secara logis. Perhatikan pernyataan berikut :
Contoh
Dewi sangat cantik dan peramah.
Dewi peramah dan sanagt cantik.
Kedua pernyataan di atas, tanpa dipikir panjang, akan dikatakan ekuivalen
atau sama saja. Dalam bentuk ekspresi logika dapat ditulis sebagai berikut :
A = Dewi sangat cantik.
B = Dewi peramah.
Maka ekspresi logikanya :
QÙ1. P
PÙ2. Q
Ekuivalensi logis dari kedua ekspresi logika tersebut dapat dibuktikan
dengan tabel kebenaran sebagai berikut ini :Ù Q º Q ÙJika dikatakan kedua buah
ekspresi logika tersebut ekuivalen secara logis maka dapat ditulis P
P
|
Q
|
Q Ù P
|
P ÙQ
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
Pembuktian dengan tabel kebenaran diatas, walaupun setiap ekspresi logika
memiliki nilai T dan F, tetapi karena memiliki urutan yang sama, maka secara
logis tetap dikatakan ekuivalen. Tetapi jika urutan T dan F tidak sama, maka
tidak biasa dikatakan ekuivalen secara logis. Tabel kebenaran merupakan alat
untuk membuktikan kebenaran ekuivalensi secara logis. Kesimpulan diambil
berdasarkan hasil dari tabel kebenaran tersebut. Lihat pernyataan berikut ini :
Contoh
Badu tidak pandai, atau dia tidak jujur.
Adalah tidak benar jika Badu pandai dan jujur.
Secara intuitif dapat ditebak bahwa kedua pernyataan di atas sebenarnya
sama, tetapi bagaimana jika dibuktikan dengan menggunkan tabel kebenaran
berdasarkan ekspresi logika. Adapaun langkah-langkahnya :
1.Ubah dahulu argumen di atas ke dalam bentuk ekspresi/notasi logika. Misal
: A=Badu pandai
B=Badu jujur
Maka kalimatnya menjadi
BØÚAØ
B)Ù(AØ
2.Buat tabel kebenarannya.
A
|
B
|
AØ
|
BØ
|
BÙA
|
BØÚAØ
|
B)Ù(AØ
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
Perhatikan ekspresi di atas! Meskipun kedua ekspresi logika di atas
memiliki nilai kebenaran yang sama, ada nilai T dan F, keduanya baru dikatakan
ekuivalen secara logis jika dihubungkan dengan perangkai ekuivalensi dan
akhirnya menghasilkan tautologi.
SUMBER
:
- http://alfisyahrinuzula.blogspot.com/2013/10/proposisi-kombinasi-proposisi-dan-tabel.html.
- http://Syamsul, B., 2006, Logika dan Himpunan,Universitas Mataram, Mataram
- http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/6/1-31.pdf
- http://princesza-vietha.blogspot.com/2011/10/hukum-hukum-aljabar-proposisi-aturan.html
- http://elista.akprind.ac.id/upload/files/3207_Bab_1_Proposisi.pdf
- http://matemakita.com/logika-matematika/negasi-dari-pernyataan.php
- http://njuwetpinggirkali.wordpress.com/2011/03/29/contoh-soal-logika-matematika/
0 komentar